Sabtu, 10 November 2012

KONSERVASI TANAH DAN AIR


Konservasi tanah mempunyai arti luas dan sempi dimana konservasi tanah dalam arti luas  adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan kosenvasi tanah dalam arti sempit adalah upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada  sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali; berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.
Sumber: Sitanala Arsyad (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR
Metode yang digunakan  dalam konservasi tanah dan air  dibagi menjadi tiga macam metode yaitu :
1.         Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997). Penanaman rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara rapat, barisan maupun menurut kontur.


                


2.       Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).

Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang.
                   
3.       Metode kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989). Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat diperlukan mengingat:
Ø  Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif.
Ø  Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkat.
Ø  Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.
Written By Aidia MJ on Kamis, 10 Maret 2011 | 21:33
KONSERVASI TANAH DAN AIR DI KALIMANTAN BARAT
Konservasi tanah dan air di kalimantan barat dapat dilakukan di daerah aliran sungai khususnya di daerah pesisir sungai kapuas kalimantan barat, karena didaerah pesisir sungai kapuas tersebut sering kali terjadi banjir, kekeringan, dan erosi, terutama setelah pergantian musim yaitu dari musim kemarau panjang ke musim hujan. Hal ini juga dikarenakan pengelolaan sumberdaya alam untuk kepentingan ekonomi terkadang mengabaikan faktor lingkungan yang berdampak pada kerusakan DAS. Bentuk usaha perekonomian ini telah menyebabkan menurunnya kualitas tanah dan air, sehingga berdampak pada kekeringan dan banjir. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan upaya konservasi dengan penekanan pada pemulihan kualitas lingkungan (tanah dan air), namun tetap memperhatikan ekonomi masyarakat disekitarnya yaitu dapat dilakukan konservasi tanah dan air dengan menggunaakan metode vegetatif yaitu dengan penanaman kembali pohon di daerah-daerah pesisir sungai kapuas yang sudah rusak, hal ini dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah yang sudah rusak dan mencegah terjadinya erosi kembali. Zona terpenting yang perlu diperhatikan dalam upaya pelestarian Daerah Aliran sungai terlebih dahulu yaitu bagian hulu sungai. Pengelolaan sumberdaya alam di daerah ini akan berdampak pada kualitas tanah dan air sekitar DAS kapuas. Untuk itu berusaha tani di daerah DAS, harus diikuti konservasi lahan.
Dalam konservasi tanah dan air dengan menggunakan metode vegetatif ini, ada hal yang perlu di perhatikan yaitu usaha pokok dalam pengawetan tanah dan air yang  meliputi (Zulrasdi et, al. 2005):
1.      Pengelolaan lahan
    Sesuai kemampuan lahan
    Mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah
    Melindungi   lahan   dari   ancaman   erosi dengan menanam tanaman penutup tanah
    Penggunaan mulsa.

2.   Pengelolaan Air
Pengelolaan air adalah usaha-usaha pengembangan sumberdaya air dalam hal :
    Jumlah air yang memadai
    Kwalitas air
    Tersedia air sepanjang tahun

3.     Pengelolaan Vegetasi
Pengelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air  maupun  pemeliharaan  vegetasi  sepanjang aliran sungai, dapat ditempuh  dengan cara:
     Penanaman dengan tanaman berakar serabut seperti:  bambu  yang  sangat  dianjurkan  di pinggiran sungai, kemudian diikuti dengan rumput  makanan  ternak  seperti:  Rumput gajah, Rumput Setaria, Rumput Raja, dan lain-lain     sebagainya.     Penanaman     ini dimaksudkan untuk  penghalang terjadinya erosi pada tanah.
    Penanaman tanaman semusim untuk lahan yang tidak memiliki kemiringan
    Pembuatan teras.  Bila pada lahan tersebut terdapat   kemiringan,   maka   perlu   dibuat teras.

4.     Usaha Tani Konservasi
Usaha  tani  konservasi  adalah  penanaman lahan  dengan  tanaman  pangan  serta  tanaman yang berfungsi untuk mengurangi erosi (aliran permukaan)  dan  mempertahankan  kesuburan tanah.
Prinsip usaha tani konservasi :
     Mengurangi   sekecil   mungkin   aliran   air permukaan dan meresapkan airnya sebesar mungkin ke dalam tanah.
    Memperkecil  pengaruh  negatif  air  hujan yang jatuh pada permukaan tanah
    Memanfaatkan  semaksimal  sumber  daya alam dengan memperhatikan kelestarian.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar